Terlahir setelah perang Korea, Lee Myung-bak ditakdirkan hidup dibawah garis kemiskinan. Hidup bersama adiknya di kuil tua, Lee Myung-bak selalu kelaparan menjalani hari-harinya. Setelah lulus, Lee Myung Bak pindah ke Seoul. Demi membiayai kuliah, Lee Myung-bak menjadi tukang sampah di pasar. Setiap pagi mengisi gerobak sorong dengan sampah, lalu mengangkutnya sejauh beberapa kilometer, Setiā¦